Ketika Di Pertigaan Jalan
Karya :
Usa Adicahya
Andai kau temukan seorang pemuda. Dia memiliki tubuh tinggi,
rambut sedikit ikal, sawo matang kulitnya, menariknya ia memiliki senyum yang
manis begitu sebutan orang-orang disekitarnya. Sejak kecil dia dikenal anak
yang baik dan cerdas bagaimana tidak, disekolahnya ia tergolong orang yang
pantang merain peringkat ke tiga kebawah paling rendah dia rangking tiga dan
pada saat itu murid sekelasnya berjumlah 3 orang dua prempuan dan satu lelaki yaitu dia makin kuat saja sangkaan orang bahwa dia orang
cerdas. Dengan gayanya yang kurang banyak bicara membuat dia punya pangkat baru
yaitu sebagai orang pemalu, tapi jangan khawatir dia adalah sosok makhluk yang
menurut beberapa kawannya orang yang asik dan suka guyon atau humoris atas
label pangkat yang dia tanggung menjadikannya banyak disenangi orang-orang dan
tak kalah hebatnya dia sedikit ganteng walau terkadang di dalam diamnya itu ia
memiliki senjata senyum manis yang kerapkali banyak memikat perhatian perempuan
sekitarnya hingga suatu saat ada yang bilang bahwa dia seorang playboy jauh
dari itu dia punya kata-kata yang mampu mematika syaraf wanita. Tapi bukan itu
yang dimaksud.
Suatu masa dia pergi ke suatu tempat dengan harapan ketika
pulang ke kampung nanti dia akan membawa sebongkah kebanggaan untuk orang
tuanya atas keberhasilannya selama merantau, ditempat tersebut dia bekerja di
sebuah kantor milik pak Anto. Pak Anto memiliki satu anak perempuan dan istri
yang cantik panggil saja namanya Dewi atau Dewi Puspa, anaknya cantik, putih,
rambutnya sedikit pirang dan suaranya mirip seperti perempuan, ya….. layaknya
perempuan pada umumnya sihh. Hari pertama Rafa bergabung dengan keluarga pak
Anto sangat menyenangkan, mereka ramah, apapun dikasihkannya kecuali peralatan
mahal istri dan anaknya.
Hari demi hari berlalu, Rafa Anggara atau sebutan singkatnya Rafa,
bekerja sebagai sekretaris keluarga pak Anto dan mengerjakan apapun yang
diperintahkannya, missal cuci mobil, ke pasar, pel lantai, nyapu, dan pekerjaan
rumah lainnya. Yang bedanya dengan asisten rumah tangga hanya sedikit keren dia
memduduki jabatan SEKDA atau sekretaris dapur.
Maka ketika ada yang bertanya kok bisa lelaki jadi pekerja
dapur? Maka jawabannya apakah ada peraturan pemerintah yang melarang lelaki
bekerja di dapur atau hadiss yang mengharamkannya, tidak ada kan?. Teringat
sama anaknya pak Anto yang cantik itu sebut saja namaanya Anjelia kependekan
dari (Anak Jelita Lucu dan Imut Abis). Setiap pagi dia menghampiri Rafa ketika
sedang pel lantai hati Rafa mulai gelisah, begitupun sore harinya juga selalu
menghampirinya ketika Rafa sedang nyuci mobil hati Rafa berdebar semakin
kencang dan merasa risik karena takut ketahuan ayah dan ibunya, bagaimana tidak
takut wong setiap Anjelia menghampiri Rafa ia selalu di jewer atau dijitak oleh
Rafa sehingga kerapkali Anjelia menangis dan untungnya dia tidak suka melapor
atas apa yang dilakukan Rafa, kok bisa Rafa sejail itu ya? Ya bisa, mungkin Rafa
kesel karena lantai yang sudah kinclong dan mengkhilaf layaknya kepala botak di
kotorinya oleh Angelia dan lebih parahnya mobil yang sudah dibersihkannya suka
dikotori kembali oleh pasir yang menumpuk depan rumah karena saat itu pak Anto
sedang renovasi garasi. “Untung Anjelia tidak lapor ayah ibunya kalau dia aku
jitak” gumam Rafa. Ya karena Anjelia belum fasih berbicara baru bisa bicara A I
U saja kok bagaimana mau laporan, pada saat itu Anjelia kira-kira berumur satu
setengah tahun lah.
Beberapa tahun lamanya Rafa bersama pak Anto, dan pak Anto sudah
menganggapnya dia sebagai Keluarga Rafa pun senang mendengar dia jadi bagian
keluarga merekan, disamping Rafa orangnya yang baik pak Anto menganggapnya
bagian dari keluarga karena pak anto sebenarnya tidak bisa memiliki anak. Lha
lalu Anjelia siapa? Anjelia juga bukan anak kandungnya Anjelia adalah anak
kerabatnya yang di Jawa. Sodaranya memiliki anak delapan dan kesembilan
Anjelia, karena mereka tergolong keluarga kurang mampu maka mereka memutuskan
untuk menitipkan anak bungsunya kepada pak Anto. Anak bungsu? Itu juga baru
kemungkinan, bisa saja esok hari atau lusa mereka menciptakannya lagi.
Karena Rafa sudah dianggapnya keluarga bahkan dianggap sebagai
anaknya sendiri begitupun Rafa diharuskan menganggapnya sebagai orang tua
sendiri, Anjelia semakin besar Rafa pun mendapat perlakuan sama dengan Anjelia
yaitu sebagai anak, Rafa melanjutkan sekolahnya ke SLTA karena pada saat
dikampung ia hanya tamat SMP saja. Berbagai kejadian terlewati, kejadian manis,
pahit, asin, asam bahkan kejadian tawar. Karena pak Anto menganggap Rafa
sebagai anak maka pak Anto punya peraturan tertentu untuk anak-anaknya itu. Dan
beberapa peraturannya tidak disenangi oleh Rafa, misalnya saja Rafa tidak boleh
dekat dengan perempuan yang tidak dikenalnya, tidak boleh memakan malurus yang
tidak bisa dicerna perut, tidak boleh main tengah malam pas orang-orang tidur.
Apa…??? Aneh juga, peraturan macam apa ini. Rafa bertanya-tanya dalam benaknya
“ya, bagaimana dekat kalau kenal saja tidak. Duhh ngaco”
“ini lagi apaan malurus yang tidak dicerna perut. Semua malurus
dicerna sama perut masa dicerna sama kepala. Batu mungkin, ah entahlah”
sambungnya
Karena peraturan ayah angkatnya itu banyak bertentangan dengan
kehendaknya maka kerap kali mereka adu mulut, untung saja ada ibu Dewi Puspa
yang menjadi penengah sehingga tidak terjadi adu kebo.
Semakin lama Rafa semakin tidak nyaman, hatinya kerapkali
gelisah tak menentu tapi Rafa tidak pernah menunjukan kegelisahannya didepan
keluarga barunya itu, karena tadi jikalau ia menampakan kegelisahan dan
ketidaknyamanan maka dia harus siap-siap adu mulut dan mendapat sapaan masam
dan kadang sedikit pahit dari pak Anto.
Suatu saat Rafa lulus dari SLTA, orang tua aslinyapun dari
kampong turut berpartisipasi meramaikan kelulusannya, hatinya senang karena
akhirnya dia bisa sekolah dan lulus. Dan yang paling menyenangkan adalah dia
rangking tiga besar dalam ujian nasional tingkat sekolah, tak kalah senangnya
mengingat ketika kenaikan ke kelas sepuluh dia berhasil meraih peringkat ke 2
dari 32 siswa dikelasnya dan meraih peringkat satu ketika naik ke kelas 12
dengan jumlah siswa sedikit berkurang yaitu 28 siswa karena banyak yang putus
sekolah pada saat itu, namun kebanggaan itu tidak terlepas dari kenyataan
bahwasanya di kenaikan ke kelas 11 peringkat ke 2 terakhir dan naik ke kelas 12
peringkat ke 1 terakhir pula, walahhh bagaimana tadinya.
Beberapa hari kemudian rasa bahagia atas kelulusannya kembali
tertutupi oleh kabut kegalauan yaitu ketidaknyamanan dan kegelisahan atas
aturan ayah angkatnya itu. Siang malam hatinya bergejolak bagai ombak yang
sedang pasang, pikirannya melayang berandai-andai. Didepan pak Anto Rafa
terlihat tenang, nyaman, dan sukaria namun bertolak belakang dengan kebenaran
dibelakang layar. Dramanya hanya tampil di depan layar tapi dibelakan?.
Hari berganti malam, malam berganti siang begiu seterusnya
bulanpun menyusul berganti dan tahun menanti. Rafa banyak bermain drama dibelakang
layar artinya banyak hal yang dilakukan tanpa sepengetahuan pak Anto, dia
banyak berbohong, banyak hal yang disembunyikan kerapkali dia ketahuan, dan
cacimakinya lebih parah lagi hanya saja tidak sampai adu otot. Batinya semakin
terombang ambing, pikirannya miulai pecah terbagi beberapa bagian, kegiatan
sehari-hari pecah, konsentrasi buyar dan rambutnya hampur rontok.
Dihati Rafa yang sedang kusut bagai benang yang tidak terurai,
dia membayangkan dirinya sedang berada di suatu titik pertigaan yang sedang
memilih jalan mana yang akan ia pijakkan kaki untuk berjalan ia berfikir belok
kiri, lurus, atau bahkan balik lurus lalu berjalan ke belakan memulai kehidupan
baru masuk sekolah dasar lagi lalu jangan sekolah, berkebun saja dengan oangtua
atau memilih jalan kiri yang belum pasti apa yang akan terjadi atau melanjutkan
perjalanan arah lurus walau hati bimbang karena merasa terlalu sulit menempuh
jalanan yang berbatu, bertebung, kadang kadang ada jurang. Namun setelah
berpikir ulang dia merasa hanya satu arah yang akan membanya kepada suatu
tempat dimana dia bisa mendapatkan ketenangan ketika ia telah melalui jalanan
tersebut yaitu arah yang lurus tanpa belok kiri atau balik kanan.
Sebenarnya Rafa punya kekuatan yang yakin bahwa hanya jalan ini
yang tembus kepada suatu tempat dimana tujuan semua orang ada disana, namun
kembali lagi langkah kaki dengan langkah hati tidak selamanya sejajar, tidak
selamanya kongruen, ada kalanya hati dan kaki bagaikan garis segitiga samakaki
yang tidak akan pernah sejajar namun memiliki tujuan yang sama yaitu titik
pertemuan antara garis satu dan garis lain sehingga terlihat bentuk yang indah,
dikatakan indah karena jika segitiga garisnya tidak bertemu disuatu titik itu
namanya berantaka.
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
ReplyDeleteMore than 160000 men and women are trying a simple and secret "liquid hack" to burn 1-2lbs each night in their sleep.
It is simple and works all the time.
Just follow these easy step:
1) Hold a clear glass and fill it half full
2) And then use this strange HACK
and you'll be 1-2lbs thinner the next day!