Adi Cahaya

Belajar Bahasa dan Sastra

LightBlog

Breaking

Thursday, 4 October 2018

MAKALAH TEORI BELAJAR BAHASA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
          Banyak ahli psikologi kognitif yang mempelajari bagaimana terjadinya belajar mengambil pula langkah berikutnya dan menyarankan bagaimana seharusnya belajar dilakukan. Jerome Bruner (1966), dan Robert Gagne (1970) telah mengemukakan tiga model instruksional kognitif yang paling berpengaruh. Ketiga model ini akan dibahas dalam makalah ini. Dalam makalah ini akan dibahas model Jerome Bruner, yaitu model belajar penemuan.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.       Apa Teori Bruner ?
2.       Apa Teori Instruksi Bruner ?
3.       Bagaiamana Menerapkan Mengajar Penemuan ?
C.     TUJUAN
1.       Megetahui Teori Bruner
2.       Mengetahui Teori Instruksi Bruner
3.       Mengetahui Cara Menerapkan Belajar Penemuan






BAB II
PEMBAHASAN
A.     BRUNER DAN TEORINYA
          Jerome Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif. Dalam mempelajari manusia, ia menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner rupanya tidak mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis, yang terpenting adalah bagaimana orang memilih , mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti belajar.
1.       Empat Tema tentang Pendidikan
          Pentingnya arti struktur pengetahuan, kurikulum hendaknya mementingkan struktur pengetahuan guna menolong para siswa melihat fakta-fakta yang tidak memiliki hubungan dapat dihubungkan satu dengan yang lain, dan pada informasi yang telah mereka miliki. Kesiapan belajar, yang terdiri atas penguasaan keterampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi.
          Menekankan nilai instuisi dalam proses pendidikan, ialah teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi itu merupakan kesimpulan yang sahih atau tidak.
           Motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu.
2.       Model dan Kategori
           Model bruner ini sangat mendekati struktur kognitif Ausubel. Setiap model seseorang khas bagi dirinya. Dengan menghadapi berbagai aspek pada lingkungan kita, kita akan membentuk suatu struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan hal-hal tertentu atau membagun suatu hubungan di antara hal-hal yang telah kita ketahui. Dengan model ini kita dapat menyusun hipotesis untuk memasukkan pengetahuan baru ke dalam struktur-struktur kita dengan memperluas struktur-struktur itu atau dengan mengembangkan struktur atau substruktur baru dan mengembangkan harapan-harapan tentang apa yang terjadi.
          Pendekatan Bruner terhadap belajar dapat diuraikan sebagai suatu pendekatan kategorisasi. Bruner beranggapan bahwa semua interaksi kita dengan alam melibatkan kategori-kategori yang dibutuhkan bagi pemfungsian manusia. Karena sistem kategori kita dapat mengenal objek-objek baru. Karena objek-objek baru memiliki kemiripan dengan objek-objek yang telah ada dalam sistem kode kita. Yang paling penting menurut Bruner ialah kategori-kategori dapat membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi daripada informasi yang diberikan. Ringkasnya, Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan kategori-kategori dan pengembangan suatu sistem pengodean. Berbagai kategori saling berkaitan demikian rupa, hingga setiap individu mempunyai model yang unik tentang alam. Dalam model ini, belajar baru dapat terjadi dengan mengubah model itu. Hal ini terjadi melalui pengubahan kategori-kategori, menghubungkan kategori-kategori dengan cara baru, atau dengan menambahkan kategori-kategori baru.
3.       Belajar sebagai Proses Kognitif
          Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, (Bruner: 1973) yaitu:
a.       Memperoleh informasi baru,
          Informasi baru dapat merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat demikian rupa, hingga berlawan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
b.       Transformasi informasi,
          Dalam tranformasi pengetahuan seseorang memperlakukan pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas baru.
c.       Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
         Kita menguji relevansi atau ketepatan pengetahuan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan tugas yang ada.
          Bruner menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip, yaitu:
1)      Pengetahuan sesorang tentang alam didasrkan pada model-model tentang kenyataan yang dibangunnya.
2)      Model-model semacam itu mula-mula diadopsi dar kebudayaan seseorang, kemudian diadaptasipada kegunaan bagi orang bersangkutan.
         Menurut Bruner, pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang adalah sebagai berikut:
a)      Pertumbuhan intelektual ditunjukkan oleh bertambahnya
ketidak tergantungan respon dari sifat stimulus.
b)      Pertumbuhan intelektual tergantung bagaimana seseorang menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem simpanan yang sesuai dengan lingkungan.
c)      Pertumbuhan inteletual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada orang lain dengan pertolongan kata-kata dan simbol-simbol mengenai apa yang telah dilakukannya atau akan dilakukannya.

          Tiga sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan secara sempurna (Bruner: 1966) :
a)      Enaktif (melalui tindakan)
b)      Ikonik (pikiran internal)
c)      Simbolis (sistem berpikir abstrak, arbriter, dan lebih fleksibel)

4.       Belajar Penemuan
          Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukan beberapa kebaikan:
a.       Pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain.
b.       Memiliki efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya.
c.       Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.
d.       Meningkatkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban.

B.     TEORI INSTRUKSI BRUNER
1.       Pengalaman Optimal untuk Mau dan Dapat Belajar
          Menurut Bruner, belajar dan pemecahan masalah bergantung pada penyelidikan alternatif. Oleh karena itu pengajaran dan intruksi harus memperlancar dan mengatur penyelidikan-penyelidikan alternatif ditinjau dari segi siswa. Arah pendidikan bergantung pada dua hal yang saling berkaitan yaitu tujuan tugas yang diberikan sampai batas-batas tertentu harus diketahui dan sampai berapa jauh tujuan itu telah tercapai pun harus diketahui.
2.       Penstrukturan Pengetahuan untuk Pemahaman Optimal
Struktur suatu domain pengetahuan mempunyai tiga ciri dan setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri itu ialah:
a.       Cara penyajian
b.       Ekonomi
c.       Kuasa
          Cara penyajian, ekonomi, dan kuasa berbeda apabila dihubungkan dengan usia “gaya” para siswa, dan macam bidang studi.

3.       Perincian Urutan-urutan Penyajian Materi Pelajaran Secara Optimal
Dikemukakan oleh Bruner bahwa perkembangan intektual bergerak dari penyajian enaktif melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolis. Oleh karena itu, urutan optimum materi pelajaran juga mengikuti arah yang sama.
           Urutan yang optimal bergantung pada beberapa faktor misalnya; belajar sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran, dan perbedaan individu.
4.       Bentuk dan Pemberian Reinforcement
          Dalam teorinya Bruner mengemukakan bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman harus dipikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu diberikan selama proses belajar mengajar. Secara intuitif, jelas bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung ada suatu ketika hadiah ekstrinsik bergeser ke hadiah instrinsik. Sebagai hadiak ekstrinsik misalnya berupa pujian dari guru, sedangkan hadiah instrinsik timbul karena berhasil memecahkan masalah.

C.     MENERAPKAN MENGAJAR PENEMUAN
1.       Metode dan Tujuan
           Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
          Dalam belajar penemuan, siswa mendapat kebebasan sampai batas-batas tertentu untuk menyelidikii secara perorangan atau dalam suatu tanya jawab dengan guru atau oleh guru dan/atau siswa-siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan.
2.       Peranan Guru
           Dalam belajar penemuan, peranan guru antara lain sebagai berikut:
a.       Guru merencanakan pelajaran demikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa.
b.       Guru menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah.
c.       Guru memerhatikan tiga cara penyajian yang telah dibahas terdahulu.
d.       Guru berperan sebagai pembimbing atau tutor.
e.       Guru menilai hasil belajar.












BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
          Jerome Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif. Bruner mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis, yang terpenting adalah bagaimana orang memilih , mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti belajar.
          Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.

B.     KRITIK DAN SARAN
           Dalam penyusunan sebuah karya, tentu saja terdapat kekurangan, begitu pula dalam penyusunan makalah kami. Sekiranya terdapat berbagai kekurangan, sangatlah kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sebagai refleksi kedepan dalam pembuatan karya-karya kami selanjutnya





DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar & Pembelajaran.Jakarta: Erlan
gga.

No comments:

Post a Comment