BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Banyak ahli
psikologi kognitif yang mempelajari bagaimana terjadinya belajar mengambil pula
langkah berikutnya dan menyarankan bagaimana seharusnya belajar dilakukan.
Jerome Bruner (1966), dan Robert Gagne (1970) telah mengemukakan tiga model
instruksional kognitif yang paling berpengaruh. Ketiga model ini akan dibahas
dalam makalah ini. Dalam makalah ini akan dibahas model Jerome Bruner, yaitu
model belajar penemuan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
Teori Bruner ?
2.
Apa
Teori Instruksi Bruner ?
3.
Bagaiamana
Menerapkan Mengajar Penemuan ?
C.
TUJUAN
1.
Megetahui
Teori Bruner
2.
Mengetahui
Teori Instruksi Bruner
3.
Mengetahui
Cara Menerapkan Belajar Penemuan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BRUNER
DAN TEORINYA
Jerome Bruner adalah seorang ahli
psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif. Dalam mempelajari
manusia, ia menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta
informasi. Bruner rupanya tidak mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis,
yang terpenting adalah bagaimana orang memilih , mempertahankan, dan
mentransformasi informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti belajar.
1.
Empat
Tema tentang Pendidikan
Pentingnya arti struktur pengetahuan,
kurikulum hendaknya mementingkan struktur pengetahuan guna menolong para siswa
melihat fakta-fakta yang tidak memiliki hubungan dapat dihubungkan satu dengan
yang lain, dan pada informasi yang telah mereka miliki. Kesiapan belajar, yang
terdiri atas penguasaan keterampilan yang lebih sederhana yang dapat
mengizinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi.
Menekankan nilai instuisi dalam
proses pendidikan, ialah teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi
tentatif tanpa melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah
formulasi itu merupakan kesimpulan yang sahih atau tidak.
Motivasi atau keinginan untuk
belajar dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi
itu.
2.
Model
dan Kategori
Model bruner ini sangat mendekati
struktur kognitif Ausubel. Setiap model seseorang khas bagi dirinya. Dengan
menghadapi berbagai aspek pada lingkungan kita, kita akan membentuk suatu
struktur atau model yang mengizinkan kita untuk mengelompokkan hal-hal tertentu
atau membagun suatu hubungan di antara hal-hal yang telah kita ketahui. Dengan
model ini kita dapat menyusun hipotesis untuk memasukkan pengetahuan baru ke
dalam struktur-struktur kita dengan memperluas struktur-struktur itu atau
dengan mengembangkan struktur atau substruktur baru dan mengembangkan
harapan-harapan tentang apa yang terjadi.
Pendekatan Bruner terhadap belajar
dapat diuraikan sebagai suatu pendekatan kategorisasi. Bruner beranggapan bahwa
semua interaksi kita dengan alam melibatkan kategori-kategori yang dibutuhkan
bagi pemfungsian manusia. Karena sistem kategori kita dapat mengenal
objek-objek baru. Karena objek-objek baru memiliki kemiripan dengan objek-objek
yang telah ada dalam sistem kode kita. Yang paling penting menurut Bruner ialah
kategori-kategori dapat membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi daripada
informasi yang diberikan. Ringkasnya, Bruner beranggapan bahwa belajar
merupakan pengembangan kategori-kategori dan pengembangan suatu sistem
pengodean. Berbagai kategori saling berkaitan demikian rupa, hingga setiap
individu mempunyai model yang unik tentang alam. Dalam model ini, belajar baru
dapat terjadi dengan mengubah model itu. Hal ini terjadi melalui pengubahan
kategori-kategori, menghubungkan kategori-kategori dengan cara baru, atau
dengan menambahkan kategori-kategori baru.
3.
Belajar
sebagai Proses Kognitif
Belajar melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan, (Bruner: 1973) yaitu:
a.
Memperoleh
informasi baru,
Informasi baru dapat merupakan penghalusan
informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat
demikian rupa, hingga berlawan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki
seseorang.
b.
Transformasi
informasi,
Dalam tranformasi pengetahuan
seseorang memperlakukan pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas baru.
c.
Menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Kita menguji relevansi atau ketepatan
pengetahuan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan itu cocok
dengan tugas yang ada.
Bruner menyebut pandangannya tentang
belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental.
Pandangan ini berpusat pada dua prinsip, yaitu:
1)
Pengetahuan
sesorang tentang alam didasrkan pada model-model tentang kenyataan yang
dibangunnya.
2)
Model-model
semacam itu mula-mula diadopsi dar kebudayaan seseorang, kemudian
diadaptasipada kegunaan bagi orang bersangkutan.
Menurut Bruner, pendewasaan
pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang adalah sebagai
berikut:
a)
Pertumbuhan
intelektual ditunjukkan oleh bertambahnya
ketidak
tergantungan respon dari sifat stimulus.
b)
Pertumbuhan
intelektual tergantung bagaimana seseorang menginternalisasi
peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem simpanan yang sesuai dengan lingkungan.
c)
Pertumbuhan
inteletual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang untuk berkata pada
dirinya sendiri atau pada orang lain dengan pertolongan kata-kata dan
simbol-simbol mengenai apa yang telah dilakukannya atau akan dilakukannya.
Tiga sistem keterampilan untuk
menyatakan kemampuan secara sempurna (Bruner: 1966) :
a)
Enaktif
(melalui tindakan)
b)
Ikonik
(pikiran internal)
c)
Simbolis
(sistem berpikir abstrak, arbriter, dan lebih fleksibel)
4.
Belajar
Penemuan
Salah satu model instruksional
kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner (1966) yang
dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan
sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan
sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukan
beberapa kebaikan:
a.
Pengetahuan
itu bertahan lama atau lama diingat atau lebih mudah diingat bila dibandingkan
dengan pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari dengan cara lain.
b.
Memiliki
efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya.
c.
Meningkatkan
penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.
d.
Meningkatkan
keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan
jawaban-jawaban.
B.
TEORI
INSTRUKSI BRUNER
1.
Pengalaman
Optimal untuk Mau dan Dapat Belajar
Menurut Bruner, belajar dan pemecahan
masalah bergantung pada penyelidikan alternatif. Oleh karena itu pengajaran dan
intruksi harus memperlancar dan mengatur penyelidikan-penyelidikan alternatif
ditinjau dari segi siswa. Arah pendidikan bergantung pada dua hal yang saling
berkaitan yaitu tujuan tugas yang diberikan sampai batas-batas tertentu harus
diketahui dan sampai berapa jauh tujuan itu telah tercapai pun harus diketahui.
2.
Penstrukturan
Pengetahuan untuk Pemahaman Optimal
Struktur suatu domain pengetahuan mempunyai tiga ciri dan setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri itu ialah:
Struktur suatu domain pengetahuan mempunyai tiga ciri dan setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri itu ialah:
a.
Cara
penyajian
b.
Ekonomi
c.
Kuasa
Cara penyajian, ekonomi, dan kuasa
berbeda apabila dihubungkan dengan usia “gaya” para siswa, dan macam bidang studi.
3.
Perincian
Urutan-urutan Penyajian Materi Pelajaran Secara Optimal
Dikemukakan oleh Bruner bahwa perkembangan intektual bergerak dari penyajian enaktif melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolis. Oleh karena itu, urutan optimum materi pelajaran juga mengikuti arah yang sama.
Dikemukakan oleh Bruner bahwa perkembangan intektual bergerak dari penyajian enaktif melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolis. Oleh karena itu, urutan optimum materi pelajaran juga mengikuti arah yang sama.
Urutan yang optimal bergantung pada
beberapa faktor misalnya; belajar sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat
materi pelajaran, dan perbedaan individu.
4.
Bentuk
dan Pemberian Reinforcement
Dalam teorinya Bruner mengemukakan
bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman harus dipikirkan. Demikian pula
bila pujian atau hukuman itu diberikan selama proses belajar mengajar. Secara
intuitif, jelas bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung ada suatu
ketika hadiah ekstrinsik bergeser ke hadiah instrinsik. Sebagai hadiak
ekstrinsik misalnya berupa pujian dari guru, sedangkan hadiah instrinsik timbul
karena berhasil memecahkan masalah.
C.
MENERAPKAN
MENGAJAR PENEMUAN
1.
Metode
dan Tujuan
Dalam belajar penemuan, metode dan
tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh
pengetahuan saja. Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan
dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa serta
merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang
dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
Dalam belajar penemuan, siswa
mendapat kebebasan sampai batas-batas tertentu untuk menyelidikii secara
perorangan atau dalam suatu tanya jawab dengan guru atau oleh guru dan/atau
siswa-siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan.
2.
Peranan
Guru
Dalam belajar penemuan, peranan guru
antara lain sebagai berikut:
a.
Guru
merencanakan pelajaran demikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada
masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa.
b.
Guru
menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk
memecahkan masalah.
c.
Guru
memerhatikan tiga cara penyajian yang telah dibahas terdahulu.
d.
Guru
berperan sebagai pembimbing atau tutor.
e.
Guru
menilai hasil belajar.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jerome Bruner
adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif.
Bruner mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis, yang terpenting
adalah bagaimana orang memilih , mempertahankan, dan mentransformasi informasi
secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti belajar.
Tujuan belajar
sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat
melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang keingintahuan mereka
dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh
pengetahuan melalui belajar penemuan.
B.
KRITIK
DAN SARAN
Dalam penyusunan
sebuah karya, tentu saja terdapat kekurangan, begitu pula dalam penyusunan
makalah kami. Sekiranya terdapat berbagai kekurangan, sangatlah kami harapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sebagai refleksi kedepan dalam
pembuatan karya-karya kami selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar & Pembelajaran.Jakarta: Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar & Pembelajaran.Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment