BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam belajar bahasa
Indonesia banyak sekali materi yang dipelajari baik berupa sastra maupun non
sastra. Dalam penjelasan yang akan dijelaskan berikut ini adalah berupa bagian
dari sastra yaitu drama. Drama ini dapat kita saksikan baik secara langsung
maupun lewat televisi. Namun akan lebih seru bila kita menyaksikan drama secara
langsung karena secara langsung lebih bisa menikmati dan merasakan suasananya.
Berbeda lagi jika yang kita bicarakan tentang pendidikan drama.
BAB II
PEMBAHASAN
B. KLASIFIKASI DRAMA
1.
Tragedy
(Drama Dukaatau Duka Cerita)
Tragedi adalah genre drama yang menceritakan
kisah yang menyedihkan. Dalam tragedi, tokohnya biasanya memiliki
kualitas-kualitas yang baik namun mengalami nasib yang buruk dan menyebabkan
dirinya, atau kerabat dan sahabatnya, mengalami masalah. Drama tragedi berasal
dari Yunani kuno dan biasanya
dipentaskan dalam festival keagamaan. Penulis tragedi Yunani yang terkenal
yaitu Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides, sedangkan penulis
tragedi masa modern yang terkenal adalah William Shakespeare.
2.
Melodrama
a.
Melodrama adalah
bentuk utama dalam teater pada abad ke-19.
Akan tetapi, melodrama akhirnya digunakan dalam berbagai opera, operet, musikal, program televisi dan
radio serta film.[1]Popularitas melodrama menurun pada abad
ke-21, tetapi plot melodramatis masih populer dalam komik dan kartun.[2] Di zaman modern, istilah melodrama
dan melodramatis lebih sering dipandang dengan negatif untuk mengacu pada
setiap cerita yang menampilkan situasi sensasional dan alur cerita yang
terlalu emosional yang tampaknya
dirancang untuk bermain di perasaan pemirsa.[2]
b.
Secara
umum, melodrama menunjukkan pandangan yang sangat dasar, seperti
mengkategorikan sesuatu sebagai hal yang baik atau jahat.[2] Di setiap melodrama hampir selalu
ada pahlawan yang berjuang
membela kebenaran dan penjahat yang mencoba mengalahkan pahlawan. [2]
c.
Berikut
ini Adalah Merupakan penjelasan, definisi serta maksud dari kata Melodrama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :
d.
me·lo·dra·ma /mélodrama/ n 1pergelaran,
spt sandiwara atau film, dng lakon yg sangat sentimental, mendebarkan, dan
mengharukan, yg lebih mengutamakan ketegangan dp
kebenaran; 2 Sas lakon modern yg serius, tetapi yg belum dapat
disebut sbg drama duka; 3pergelaran seni deklamasi yg diiringi musik
3.
Komedi
(Drama Ria)
Komedi (bahasa Yunani: κωμῳδία, kōmōidía) adalah
suatu karya yang lucu yang pada umumnya
bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa,
terutama di televisi, film,
dan lawakan. Dalam seni teater, terutama teater Barat,
komedi juga merupakan salah satu genre teater yang berasal dari Yunani Kuno.[1] Satir atau satir politik yang menggunakan jenis
komedi ironi untuk menggambarkan seseorang atau sebuah institusi. Parodi menggunakan gaya ironi untuk memberikan
kritikan dari dalam.
Dalam
KBBI komedi adalah sandiwara ringan yang penuh dengan kelucuan meskipun kadang-kadang
kelucuan itu bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia; drama ria;
4.
Dagelan
(Farce)
Dagelan (Jawa)
merupakan lawak atau sebuah adegan yang menimbulkan
kelucuan. Dalam bahasa Melayu disebut juga alan-alan. Sementara
dalam dialek Jakarta disebut bebodoran. Dagelan
termasuk dalam salah satu seni rakyat
yang sifatnya spontan. Pementasan
seni ini tidak terikat pada naskah atau teks yang memberi alur cerita. Spontanitas
ini merupakan improvisasi percakapan yang
dilakukan oleh pemain. Dagelan
didasari sebuah lakon singkat yang kemudian dikembangkan sendiri oleh pemainnya
ketika pementasan dagelan berlangsung. Kelucuan
diusahakan dari gerak-gerik, cara bicara, dan isi pembicaraan pemain. Sifat dagelan
adalah parodi, maka efek realistis
dihindari. Peran
perempuan sering dimainkan oleh laki-laki. Dalam
beberapa pementasan drama panjang, dagelan hadir sebagai selingan untuk
mencairkan suasana. Misalnya
pementasan drama terdiri dari dua babak, maka dalam pergantian babak tersebut
dimainkan dagelan. Akan
tetapi, ada pula pertunjukan khusus dagelan. Pertunjukan
dagelan tunggal ini bisa selama
4-5 jam. Dagelan
tunggal ini terdiri hanya dari satu babak saja.
E. JENIS-JENIS DRAMA DAN KONSEPSI DRAMA
1. jenis-jenis drama
a. Drama Pendidikan
Istilah drama pendidikan disebut juga drama
ajaran atau drama didaktis. Pelaku-pelaku drama dijadikan cermin bagi penonton
dengan maksud untuk mendidik. Pada abad peretengahan, lakon menujukan
pelaku-pelaku yang dipergunakan untuk melambangkan kebaikan atau keburukan,
kematian, kegembiraan, persahabatan, permusuhan, dan sebagainya.
b. Drama Duka (tragedy)
Drama duka adalah drama yang pada
akhir cerita tokohnya mengalami kedudukan. Contohnya Romeo-Juliet, Roro Mendut-Pronocitro, pada
hakikatnya adalah cerita duka.
c. Drama Ria (comedy)
Drama ria(ng) adalah drama yang
menyenangkan; cara memperoleh kesenangan pembaca tidak dengan mengorbankan
struktur dramatik. Dalam komedia ria, struktur dramatic yang berwujud lakon,
konflik, irama, plot, dan sebagainya, tetap dipertahankan.
d. Closed Drama (Drama untuk Dibaca)
Jenis drama ini hanya indah untuk bacaan.
Para sastrawan yang tidak berpengalaman mementaskan drama biasanya menulis closed drama yang tidak mempunyai
kemungkinan pentas atau kemungkinan pentasnya kecil.
e. Drama Teatrikal (Drama untuk Dipentaskan)
Drama teatrikal memang diciptakan
untuk dipentaskan. Dalam drama tetrikal mungkin nilai literernya tidak tinggi,
tetapi kemungkinan untuk dipentaskan sangat tinggi. Dalam menulis drama
teatrikal, penulis membayangkan panggung dan proses dan pementasan.
f. Drama Romantik
Jenis drama romantik ini juga disebut:
drama puitis, drama lirik, dan juga disebut drama puisi atau drama berbentuk
sajak. Sifat romantik terletak pada sifat lakon dan para pelakunya. Biasanya
digambarkan kisah percintaaan, petualangan, cita-cita yang muluk-muluk yang
semuanya menonjolkan unsur perasaaan.
G. Drama
Adat
drama ini mementingkan penggambaran
adat-istiadat di dalam suatu masyarakat atau daerah atau suku tertentu. Dalam
hal ini, drama tidak boleh bersifat imajinatif cara berpakaian, pernikahan,
pemakaman, dan sebagainya harus diceritakan
sejujur mungkin karena merupakan
potret adat suatu tempat atau masyarakat.
H. Drama Liturugi
Drama litungi maksudnya adalah drama
yang dikaitkan dengan pelaksanaan upacara agama, baik dalam liturugi inti, maupun hanya
sebagai alat memperoleh daya tarik saja.
I. Drama Simbolis
drama simbolis atau drama lambing adalah
drama yang menggunakan lambing, artinya pelukisan lakon tidak langsung ke
sasaran. Kejadian yang dilukiskan
dipergunakan untuk melambangkan kejadian lain. Nama pelaku tertentu
digunakan untuk melambangkan tokoh lain dalam masyarakat
J. Monolog
drama yang berbicara sendiri dalam
sebuah drama. Pelawak-pelawak dalam ludruk dan ketoprak biasanya melakukan
monolog sebelum patner mainnya dqtqng. Demikian juga dengan ketoprak, wayang kulit,
dan wayang orang. Dalam wayang kulit malahan seluruh lakon itu dipentaskan
secara monolog
K. Drama Lingkungan
Yaitu jenis drama modern yang
melibatkan peenonton. Dialog dalam drama dapat ditambahkan oleh pemain sehingga
penonton dilibatkan dengan lakon. Tujuan utama teater lingkungan adalah membuat
tontonannya akrab dengan penonton.
L. Komedi Intrik (Intrique Comedy)
Komedi
intrik adalah jeenis komedi yang
mengundang ktawa secara langsung dengan melalui penciptaan situasi yang lucu
dan bukan dari watak atau dialognya.
M. Drama Mini Kata (teater mini kata)
Drama mini kata adalah jenis drama
dengan kata-kata seminim mungkin.
N. Drama Radio
Drama radio mementingkan dialog yang
diucapkan lewat media radio. Jenis media ini biasanya direkam melalui kaset.
Drama radio dapat juga diklasifikasikan sebagai sandiwara rekaman.
drama
radio adalah drama yang ditayangkan atu dipentaskan melalui radio
O. Drama Televisi
Peneyusunan drama televise sama dengan
penyusunannaskah film. Sebab itu, drama televisi butuh sekenario. Kelebihan
drama televise adalah dalam hal flash
back.
P. Drama Eksperimental
Penamaan drama eksperimental
disebabkan oleh kenyataan bahwa drama tersebut merupakan hasil eksperimen
pengarangnya dan belum memasyarakat. Biasanya jenis drama eksperimental ini
adalah drama non konvensional yang menyimpang dari kaidah-kaidah umum struktur
lakon, baik dalam hal struktur tematik maupul dalam hal struktur kebahasaan.
Q. Sosio Drama
Sosio drama adalah bentuk pendramatisan
peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat. Bentuk
sosiodrama merupakan bentuk drama yang paling elementer. Ssimulasi dan role
playing dapat di klasifikasikan sebagai sosio drama.
Menurut
Guntur Tarigan ada tiga langkah yang harus dilalui jika seseorang mau
mementaskan atau menulis sosio drama, yaitu sebagai berikut.
1.
mengemukakan
suatu masalah
2.
mendramatisasikan
masalah
3.
mendiskusikan
hasil dramatisasi
nilai
pendidikan dari sosio drama adalah sebagai berikut.
1.
melatih
pelajar agar terlibat dalam persoalan hidup
2.
memberi
kesempatan untuk menjiwai peran
3.
mendiskusikan
nilai-nilai kehidupan
4.
menghargai
pendapat orang lain
5.
membentuk
kepribadian
6.
melatih
penggunaan bahasa lisan dengan baik dan lancer
7.
ikut
merasakan lakon secara social maupun secara psikologis
8.
melatih
mengemukakan pendapat (1984: 112)
R. Melodrama
Melodrama sering kali disebut juga
drama melodis, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1.
lakon
serius, tetapi tokohnya tidak otentik seperti dalam tragedy
2.
dalam
melodrama terdapat unsur-unsur perubahan
3.
mencerminkan
timbulnya rasa kasihan yang sentimental
4.
tokoh
utamanya adalah pahlawan yang biasanya memang di dalam perjuangan
S. Drama Absurd
drama yg sengaja
mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan, tematik; (sastra)
T. Drama Improvisasi
Improvisasi merupakan
cara pengungkapan yang dilakukan secara spontan atau tanpa terencana terlebih
dulu. Biasanya drama yang bersifat improvisasi hanya menggunakan kerangka
naskah yang menyajikan kronologi cerita.
U. Drama Sejarah
Drama
sejarah adalah drama yang menyajikan kisah sejarah dengan tokoh dan peristiwany
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Sama halnya seperti
sastra, drama yang kerap digolongkan sebagai seni pertunjukan juga mempunyai
beberapa aliran. Aliran dalam drama ini memang tidak sepenuhnya mengikuti
aturan atau kaku terhadap batas, mengingat drama adalah seni yang bersifat
dinamis. Walaupun demikian kita dapat melihat beberapa pola yang ditunjukan
berdasarkan aliran drama tersebut.
Walaupun dalam
dunia sastra dan seni kita mengenal beberapa aliran anamun untuk kesekian kali
penulis harus mengatakan banwa sutu aliran tidak selamnaya tunduk dalam aliran
tersebut dan bersifat kaku. Pemilahan aliran tersebut hanya melihat
ciri-cirinya saja. Tidak ada peraturan khusus dalam aliran seni
2.
Saran
Setelah
membaca makalah ini diharapka para mahasiswa untuk memahaminya dam mencoba
membuat sebuah naskah drama dan dipentaskan, diharapkan pula untuk mencari
referensi lain, baik dari buku maupun dari media internet atau media lainnya
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang drama
DAFTAR PUSTAKA
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.net
arena-domino.org
100% Memuaskan ^-^