Adi Cahaya

Belajar Bahasa dan Sastra

LightBlog

Breaking

Wednesday 8 March 2017

Puisi Cinta (Roman)

    Hai gays kalian semua pasti sudah ga asing dengan puisi, menurut salahsatu ahli bahwa puisi adalah karangan terindah dari yang indah apalagi kalo puisinya aliran Roman. Nah guys di bawah merupakan beberapa puisi aliran roman.

KASMARAN
Kau di sisiku
Aku di sebelahmu
Mata adalah jembatan
Waktu adalah senyum
Yang saling mengerti


KAU TINGGALKAN AKU
Aku terdampar di hatimu, bagaikan ombak menyapuku
Kau bersihkan aku seperti hujan membasahiku
Aku tersesat dimatamu, bagai tersesat di hutan
Kau temu aku seperti kau temukan hatiku
Kau tinggalkan aku,
Bagai bunga tanpa tangkai
(Olivia L, 2007)


KANGEN
Kau tak pernah mengerti bagaimana kesepianku
Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak pernah mengerti lulaku
Sebab cinta telah sembunyikan pisaunya
Mengingat wajahmu adalah duka
Engkau racun bagi darahku
Bila aku kangen dan sepi
Itulah aku tungku tanpa api
(W.S Rendra, 1984)


AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan
(Sapardi Djoko Dampno, 2004)


YOZUE “CUTE”
Di tengah bising kelas
Engkau selalu tak lepas 
Dari pandangan mataku
Yang selalu menjurus lakumu
Yozie “cute”.....
Itulah kau yang seperti pete
Yang suka makan sate
Juga ulahmu yang selalu pede
Wajahmu seperti bulan
Yang selalu memancar cahaya
Agar kamu tetap tertawa
(Nurita Dyah P, 2007)


JATUH CINTA
Malam pekat tak lagi terlihat
Siang terang bulan dan bintang
Pagi buta ditindas senja
Senja bertanda pagi buta
Ataukah mataku yang buta?
Senyum tanpa teman
Bicara tanpa kawan
Bukan gila
Tapi cinta
Sejak pandangan pertama 
Panah asmara telah menusuk jantungku
Hingga ku jatuh 
Hanyut
Di lautan cintanya
(Usa Adicahya 2017)


RINDUKU 
Dalam mata ada kantuk
Dalam kantuk ada mimpi
Dalam mimpi ada kita berdua
Disitu kita saling berjanji untuk setia
Saling menjaga dan saling menyayangi
Tapi ketika aku terbangun dan sadar
Ternyata kau bukan lagi miliku
Kau telah pergi
Kini ku sendiri, sepi, sunyi
Seperti tak ada bunyi
Namun mata hati tak pernah mati
Matanya indah dikenang
Senyumnya terbayang-bayang
Wajahnya nampak tak mau hilang,
Bergentayang
Suaaranya tak pernah sepi 
Disetiap sudut mimpi
(Usa Adicahya, 2017)

No comments:

Post a Comment